Cara Setting ISO Pada Kamera Digital - Ayo Pelajari Caranya

Mari Kita Belajar Segala hal positif untuk menambah keahlian, pengetahuan dan wawasan ! Bagaimana caranya ? AYO PELAJARI CARANYA ! DI SINI

Cara Setting ISO Pada Kamera Digital

Cara Setting ISO Pada Kamera Digital

Mencari Tahu Cara Setting ISO Pada Kamera Digital

Ternyata masih banyak sekali yang belum mengerti apa sebenarnya itu ISO ? bagaimana cara settingnya ? dan apa fungsinya ? sebagian besar kamera digital mulai dari kamera digital saku, kamera DSLR sampai dengan kamera digital smartphone tersedia fasilitas untuk melakukan pengaturan atau setting ISO. Secara umum dapat di gambarkan bahwa  ISO adalah bagian dari sensitifitas sensor cahaya pada sebuah kamera, semakin tinggi ISO, maka makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk mencapai brightness atau kecerahan tertentu, jika kita menaikkan ISO bisa diibaratkan memasukkan material padat ke dalam sebuah ember sehingga jumlah benda cair pada isi ember yang dibutuhkan semakin sedikit. Satuan ISO adalah angka ISO itu sendiri, dan faktor pengali satu stop adalah 2x, di mana ISO 800 akan lebih terang daripada ISO 400, begitu pula seterusnya. nah apakah anda tertarik untuk belajar  bagaimana cara memahami ISO pada kamera anda dan mengaturnya agar tepat dan cocok dengan fungsi kamera yang lainnya. Ayo Kita Pelajari Caranya Sekarang di bawah ini ! 


Untuk Melihat daftar Contoh Kamera DSLR Masa Kini dengan support ISO mencapai 12.800 - silahkan anda lihat dengan cara : 



Emang sih semakin canggihnya kamera digital jaman sekarang, maka dengan kamera digital jaman now tersebut, jika kita saat ingin mengubah ISO nya , maka kita hanya perlu memencet sebuah tombol pada kamera tersebut, yang jadi masalah adalah tombol mana yang harus kita pencet ya ? Ayo Pelajari Caranya Sekarang !  Gimana Cara Mengatur ISO Pada Kamera Digital anda.


Contoh  Produk Kamera Digital Yang Umum Ada Di Pasaran Bisa Kita Lihat dengan Cara  : 

Sebelum lebih lanjut kita bahas masalah ISO ini, maka berikut ini adalah salah satu video tutorial yang akan menjelaskan kepada anda tentang ISO pada kamera digital anda.




Berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan saat anda menggunakan fitur ISO pada kamera digital.

  1. Pada Kenyataannya hampir semua kamera digital memiliki mode otomatis yang akan mengatur dengan sendirinya berapa ISO yang di butuhkan dan yang sesuai untuk sebuah kondisi pemotretan.
  2. Fitur ISO otomatis paling sesuai digunakan untuk pemotretan pada situasi dengan pencahayaan cukup, semisal mengambil foto di luar ruangan pada hari yang cerah.
  3. Saat tidak menggunakan mode otomatis, sebelum memilih ISO, Anda perlu mengevaluasi obyek fotografi, pengaturan ISO biasanya juga perlu diiringi dengan mengubah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan (aperture).
  4. ISO 50 sampai 80 cocok digunakan untuk pencahayaan yang terang. Anda juga dapat menggunakan rentang ISO ini untuk memotret lanskap. Pilihan ISO 50-80 akan memberikan detail dan kualitas gambar yang baik.
  5. ISO 100 adalah setting untuk sedikit meningkatkan sensitivitas cahaya tanpa mengurangi kualitas gambar. Ini adalah pengaturan standar untuk sebagian besar kamera.
  6. ISO 200 baik digunakan untuk hari berawan atau kondisi mendung. Pengaturan ini akan membuat Anda mampu mengambil gambar dalam cahaya rendah tetapi dengan diiringi sedikit pengurangan kualitas foto akibat noise (seperti butiran) pada foto.
  7. ISO 400 lazim digunakan untuk fotografi indoor dan untuk fotografi aksi seperti merekam momen dalam olahraga. Kamera saku umumnya menghasilkan noise yang signifikan pada tingkat ISO ini. Ketahui perbedaan kemampuan kamera SLR dengan kamera saku. Kamera digital DSLR memiliki sensor ISO yang lebih baik sehingga mampu mengambil gambar lebih jelas, dengan noise lebih sedikit dibanding kamera saku biasa.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita , coba anda bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
  • Sebuah ISO adalah sebuah koloni semut. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 semut - semut pekerja.
  • Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 semut pekerja.


Dan Tugas setiap semut pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar yang kita bidik. Ketika kita menggunakan lensa yang sejenis dan aperture (bukaa) yang sama-sama , misalnya kita set di f/3.5 namun  set ISO di 200 sementara kamera satu lagi di set iso 100 (bayangkan lagi tentang semut pekerja tadi ), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai? pasti yang pakai ISO 200 akan lebih cepat selesai.
  • Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  • Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  • Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 dan seterusnya, lihatlah perubahan besaran aperture anda. Semakin besar ISO gambar akan semakin terang dan proses pengambilan gambar akan lebih cepat.

Mempelajari Fungsi ISO Pada Kamera Digital

Lebih Lanjut lagi kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa ISO merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan eksposur di kamera. ISO yang di masa lalu dikenal dengan ASA (kecepatan film) di era digital ini menyatakan kepekaan sensor terhadap cahaya. Kamera masa kini umumnya bisa punya nilai ISO yang sangat tinggi, yang secara teori artinya kamera bisa membuat foto jadi lebih terang walau dipakai di tempat yang kurang cahaya, tanpa bantuan flash. Kali ini kami akan ulas lebih dalam tips-tips mengenai ISO di kamera digital, tentunya supaya anda  lebih paham dalam mengoptimalkan fitur ini.

Tips dan Trik yang kami  sajikan berkaitan dengan ISO

Hasil foto terbaik didapat di ISO terendah
Ingat selalu akan hal ini. ISO dasar, atau ISO terendah (misal ISO 100) akan memberi hasil foto yang kualitas fotonya paling bagus. Sebaliknya di ISO tinggi foto akan muncul noise. Di era film, ASA tinggi memberi hasil noise yang artistik karena terlihat grainy, tapi di era digital noise yang muncul lebih cenderung merusak foto. Tipsnya adalah, gunakan ISO rendah untuk mendapat kualitas foto terbaik dan bebas noise, bila memungkinkan. Apa Hubungan antara ISO dan noise ? nanti akan bahas, tapi intinya semakin Besar ISO yang kita gunakan maka noise akan semakin banyak.

Mengapa Harus Menaikkan ISO : memaksa sensor memberi output lebih
Saat Anda pakai ISO rendah ternyata foto jadi gelap atau shutter speed jadi sangat lambat, kita juga boleh menaikkan ISO. Ingat juga kalau ISO pada dasarnya adalah kepekaan/sensitivitas sensor kamera dimana semakin tinggi nilainya maka semakin peka sensor kamera terhadap cahaya. Sensor sebagai alat elektronik, punya tegangan keluaran tertentu. Dengan menaikkan ISO, maka sensor dipaksa untuk memberi keluaran yang lebih tinggi. Memang memakai ISO tinggi tidak akan ada efek terhadap sensor (tidak merusak sensor),  tapi sekedar mengingatkan kalau ISO tinggi ya artinya sensor memang dipaksa supaya lebih sensitif. Keuntungannya, walau hanya ada sedikit saja cahaya sudah bisa mengambil foto yang terang, misal di dalam ruangan.

Sensor besar, ISO tinggi masih aman
Tidak setiap kamera punya sensor yang (ukurannya) sama. Kamera DSLR dan hampir semua kamera mirrorless punya sensor cukup besar, di kubu lain ada kamera saku dan ponsel yang sensornya kecil. Kira-kira inilah perbandingan ukuran sensor yang dianggap cukup besar hingga besar, dari kiri sensor 1 inci milik Nikon 1, lalu Micro Four Thirds, APS-C dan Full Frame 35mm. Sensor yang ukurannya lebih kecil dari ilustrasi dibawah ini tidak disarankan untuk pakai ISO tinggi karena hasil fotonya akan jelek, misal sensor 2/3 inci, sensor 1/1,7 inci dan sensor 1/2.5 inci.

Keuntungan kamera dengan sensor yang lebih besar adalah hasil foto yang didapat bisa lebih baik, khususnya saat memakai ISO tinggi. Kamera DSLR full frame 35mm masih memberi hasil foto yang baik di ISO 3200, kamera DSLR APS-C hasil fotonya masih oke di ISO 1600. Sensor 1 inci dan sensor Micro Four Thirds juga cukup baik di ISO 1600 tapi tentu masih lebih baik hasil dari sensor dari APS-C.

Jika kamu Bingung? pakai ISO Auto aja dulu saja

Bagi mereka yang baru memakai kamera mungkin masih bingung dengan fitur ISO ini. Pertanyaan paling sering muncul adalah jadi saya harus pakai ISO berapa? Kalau tidak ada ide mau pakai nilai ISO berapa, biarkan kamera yang pilihkan untuk kita. Di mode Auto yang namanya ISO memang diatur otomatis oleh kamera. Di mode lainnya, misal mode P (Program), kita bisa memilih nilai ISO, atau bisa juga memilih ISO Auto. Dengan ISO Auto maka kamera mengukur cahaya dulu dan memilihkan ISO yang paling cocok.

Fungsi Setting ISO Lo dan Hi

Di kamera yang lebih canggih kerap dijumpai ada ISO Low dan ISO High. Ini maksudnya adalah nilai ISO yang diperluas dari rentang standarnya, supaya lebih banyak pilihan. Misal nilai ISO terendah adalah ISO 200, tapi ada ISO Low maka ISO Low dianggap setara dengan ISO 100. Sebaliknya misal ISO tertinggi adalah ISO 6400 tapi diatasnya ada ISO High maka dianggap setara dengan ISO 12800.


Pada dasarnya produsen kamera tidak mengharapkan kita memakai ISO Low atau ISO High, dan lebih suka memilih salah satu dari rentang ISO normal saja. Salah satu alasannya karena diluar ISO normal hasil fotonya dikuatirkan tidak bagus dan bisa jadi merugikan nama baik produsen kamera itu. Di kamera Canon bahkan untuk menampilkan ISO H perlu dibuka dulu lewat menu (Custom function).

Kapan sih Kita harus pakai Setting ISO dasar ?

Setting ISO dasar dipakai bila cahaya cukup terang atau kita pakai lampu flash, atau lampu studio. Tapi dalam prakteknya, banyak skenario fotografi yang memerlukan ISO rendah. Misalnya saat ingin memakai speed rendah di siang hari (untuk bisa merekam efek gerakan) dan saat memotret long eksposur (durasi sampai ditas 1 detik).

Contoh foto long eksposur diatas diambil dengan kamera Nikon J3 memakai ISO dasar 160 dan durasi shutter 4 detik, tentunya dengan tripod. Walau keadaan aslinya sudah gelap, tapi foto ini nampak terang karena pakai speed lambat, bukan karena pakai ISO tinggi.

ISO tinggi untuk meningkatkan kekuatan flash
Tips untuk membuat lampu kilat lebih bertenaga adalah dengan memakai ISO tinggi. Untuk membuktikannya, cobalah ambil foto ruangan yang luas dan agak gelap dengan lampu kilat di ISO rendah, lihat betapa lampu kilat cenderung gagal untuk menerangi seluruh ruangan. Ulangi foto tersebut dengan ISO tinggi dan lihat bedanya.

ISO tinggi di siang hari?

Saat memotret di siang hari yang terik, tentunya pakai ISO rendah saja sensor kamera sudah bisa membuat foto yang terang. Lalu apakah boleh pakai ISO tinggi di siang hari? Jawabannya selain mubazir juga bisa berpotensi bikin foto jadi over eksposur (terlalu terang). Tapi adakalanya ISO tinggi di siang hari bisa dipakai, misal saat memakai  bukaan sangat kecil (misal f/22) tapi ingin dapat shutter speed sangat cepat (misal 1/4000 detik). Biasanya dipakai untuk lensa-lensa tele seperti foto berikut ini :

Nikon D5100, lensa 200mm, 1/400 detik, f/5.6, ISO 3200
Saat memakai lensa tele yang bukaannya tidak besar, guna menjamin foto tetap tajam dan tidak blur karena getaran, kita perlu memilih shutter speed yang cukup tinggi dan ini bisa didapat dengan menaikkan ISO, walaupun di siang hari.

Saat tidak bawa tripod, ISO bisa bantu foto tetap tajam
Tripod dibutuhkan untuk membuat kamera stabil saat mengambil gambar, sehingga hasil foto tidak blur karena getaran/goyang. Kenapa selama ini kita bisa memotret dengan tajam walau tanpa tripod? Jawabannya karena kebetulan kita memakai shutter speed cukup tinggi (misal 1/60 detik). Tapi coba memotret tanpa tripod dengan kecepatan 1/2 detik maka foto dijamin blur dan tidak bisa dinikmati.

Nikon D5100, lensa 12mm, 1/10 detik, f/4, ISO 6400, tanpa tripod
Nah adakalanya tripod yang dibutuhkan tidak sedang bersama kita, dan tidak ada pilihan lain selain memotret dengan memegang kameranya. Maka prinsipnya kita harus membatasi kecepatan shutter jangan lebih lambat dari  nilai tertentu (biasanya memakai rumus 1/panjang fokal). Kadang dalam banyak kondisi, untuk itu kita perlu menaikkan ISO. Saat tidak memakai tripod prinsipnya adalah : lebih baik foto noise (karena ISO tinggi) tapi hasilnya tajam (tidak blur) daripada dapat foto yang foto bersih (karena ISO rendah) tapi blur.

ISO tinggi untuk aksi
Bagaimana jika benda yang akan difoto bergerak? ISO tinggi adalah senjata andalan fotografer aksi, wartawan dan mungkin juga paparazi. Dengan ISO tinggi, mereka bisa memaksa kamera untuk selalu mendapat kecepatan shutter yang tinggi, sehingga bisa membekukan gerakan.
Untuk lebih pahamnya, lihat contoh foto disamping. Dengan ISO rendah, obyek yang bergerak akan gagal untuk di’bekukan’ karena speed kamera yang kalah cepat dengan gerakan si obyek. ISO tinggi akan membuat shutter speed kamera naik dan bisa membuat obyek yang bergerak jadi beku.
Di tempat yang kurang cahaya, membekukan gerakan tanpa flash menjadi tantangan yang amat sulit (walau misal sudah pakai lensa bukaan besar), dan hanya bisa dicapai dengan menaikkan ISO setinggi-tingginya . Maka itu kamera DSLR full frame akan sangat membantu untuk para jurnalis dan fotografer aksi, karena di ISO yang sangat tinggi pun (misal ISO 6400) hasil foto dari kamera DSLR full frame masih cukup bagus).

Pada Kamera Jaman Now, standart ISO bisa di ataur hingga ISO 128000, sehingga dalam ruangan gelapun hasil gambar tetap bisa tertangkap dengan jelas, yuk kita cari tahu gimana caranya.


->  BERIKUTNYA ->